Hasil Renungan Ceria: Manfaat Liqo (bagian 2 – selesai)

Masih inget kan, niat awal gw ikut liqo karena apa? Gw udah cerita, kan di bagian sebelumnya gimana anggapan gw soal liqo sebelumnya? Kalo belum, baca dulu deh disini. Jadi pada bagian ini gw akan bercerita tentang perasaan gw setelah ikut liqo dan merasakan sendiri liqo itu gimana lebih kurang setahun belakangan ini. Jika ada artikel atau ada yang bilang liqo itu milik sebuah partai, yang mana orang-orang yang terlibat di dalamnya adalah orang-orang partai, tujuannya adalah politik dan lain-lain, gw ga bisa membenarkan dan menyalahkan. Intinya gw ga bakal bahas bagian itu, nanti gw malah jadi pakar politik pula. Wkwkwk..

Melingkaarrrrrr
sumber gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib5Rm8rpQ69pPPOO1F7jJAQuG-7RMh1u9J0DAA2YJ5ykD4W59wQrYUn95F7vKVartO2-nPQIImBsVCPVqK9iME911nEDUNOx7lDFWTtj1w3dMn5eB8KSKPXSbHmGf04C32FutfysUDMzs/s1600/Halaqah+dan+Liqa'%2Bbeda%2Bdengan%2BPesantren.JPG

Tujuan gw menulis adalah gw ingin berbagi apa yang gw rasakan setelah gw ikut liqo. Niat awal yang nggak banget mengantarkan gw berbagi tulisan ini ke teman-teman semua. Lalu apa aja sih manfaat liqo itu??

1. Liqo melatih kita untuk KOMITMEN

“What helps you persevere is your resilience and commitment.” —
Roy T. Bennett, The Light in the Heart

Apa yang membuatmu bertahan, adalah ketahanan dan komitmenmu. Lebih kurang gitu isi quote di atas. Memang benar, yang membuat gw bertahan liqo sampai sekarang adalah karena KOMITMEN. Sebelum kita berkomitmen sama si dia, ada baiknya kita melatih komitmen kita sejak dini melalui liqo (lah kok baper). Sebenarnya liqo itu sederhana, cuma DUDUK dan MENDENGARKAN. Tapi saat duduk dan mendengarkan itu, bagi gw ada satu lagi yang gw perjuangkan, yaitu KOMITMEN!!! Ya, KOMITMEN gw untuk bersedia meluangkan waktu beberapa jam setiap minggunya diuji disini. Ada kalanya gw males dateng liqo, karena satu hal yaitu MALAS! Jadwal gw liqo kebetulan siang hari, jadi bayangin aja gimana gw harus menahan kantuk di siang hari. Ga cuma kantuk, kadang juga abis kuliah ada rasa capek, sehingganya rada males berangkat dan pengennya balik ke kosan aja menunaikan aktifitas tidur cantik. Atau kadang-kadang diburu deadline (padahal mah gw-nya aja yang molor-molorin waktu ngerjain tugas) sehingganya kadang pengen mengorbankan jadwal liqo gw. Disini benar-benar menguji KOMITMEN gw atas pilihan yang gw ambil sendiri. Apapun yang terjadi, gw harus bisa komitmen. Kadang kalo mulai malas, ga jarang gw menyemangati diri sendiri dengan bilang gini “sama ginian (liqo) aja lo ga bisa komit (komitmen), gimana sama doi besok!” (eh jadi baper)

2. Melatih DISIPLIN dan MENGHARGAI WAKTU
Seiring berjalannya waktu, murobbi gw yang keren mendesain kegiatan liqo kami sedemikian rupa sehingga liqo menyenangkan. Salah satunya adalah denda bagi yang datang terlambat. Sederhana sih, disipilin dilatih disini (menurut gw). Bukan karena sok perfeksionis sih ya! Tapi kita ga suka kan sama orang yang ngaret, yang kita janjian jam berapa malah datang jam berapa? Begitu juga dengan liqo ini. Dari 168 jam yang lo miliki, lo hanya butuh menyisihkan waktu 2-3 jam untuk liqo, dan itu lo mau dateng ngaret???? Sungguh ter laa luuu..

Liqo ini ga lama kok! Paling lama ya 3 jam. Itu pun yakin deh udah diwarnai dengan curhat dan sebangsanya. Cuma 3 jam dari 168 jam yang lo punya mau telat juga? Ga menghargai gitu temen-temen yang lain yang dari berbagai macam prodi, berbagai macam kesibukan, belum lagi murobbi kita punya kesibukan sendiri, kita mau telat? Makanya apresiasi kita terhadap waktu sangat dilatih juga salah satunya disini

3. Liqo tempat COACHING ilmu agama
Ga cuma skill berbicara di depan umum atau skill optimalisasi diri untuk dunia kerja aja yang butuh coaching, atau bukan cuma perusahaan aja yang perlu coaching. Ilmu agama juga perlu dapat pelatihan!  Diri kita adalah perusahaan terbaik ciptaan Allah. Kita berusaha menghasilkan yang terbaik, berkarya yang terbaik, dan mencita-citakan yang terbaik, yaitu MENINGGAL MASUK SURGA DAN BERJUMPA DENGAN ALLAH.

Mungkin ada yang berpendapat “ah udah cukup kok ikut kajian di masjid X, sama ustad XYZ” atau “jaman sekarang kajian udah cukup lewat Youtube kaliiiii”. “Cukup follow aja akun IG-nya ustad ABC, simple kan!” Oke, gw ga menyalahkan pendapat gini. Ilmu agama bisa didapat dari mana aja,  baik sekolah, dateng ke kajian ataupun melalui media cetak dan elektronik. Ditambah lagi kemajuan teknologi saat ini, cukup cari aja materi yang kita butuhkan, trus dalam jap jap sekejap ketemu deh! Yang penting ada yang menyampaikan ilmu agama (guru) dan ada yang menerimanya (murid). Tapi setelah gw alami sendiri yang namanya liqo, ilmu agama itu perlu guru, perlu coach!
Adanya seorang coach dapat membantu Anda mengenali blind-spot, membantu Anda mencapai tujuan, membuat Anda berkomitmen atas tujuan Anda dan yang paling penting, coach membantu kita menjadi diri kita yang lebih baik. Coaching didasari keyakinan bahwa Anda dapat menciptakan kondisi-kondisi yang dapat mendukung tercapainya tujuan dan kesuksesan Anda. Fokus coaching adalah mengeluarkan yang terbaik dalam diri Anda”

Adanya murobbi dalam lingkaran bernama liqo ini sangat berperan penting. Dalam lingkaran yang bernama liqo ini, murobbi selaku coach kita akan memantau kita. Bukan berarti beliau yang mengontrol kita, tetapi dengan coaching dari murobbi, kita dapat mengevaluasi diri kita dengan tabel-tabel ibadah harian. Bukan tanpa paksaan, bukan tanpa suruhan. Tapi ketika kita melihat dan mengevaluasi sendiri ibadah apa aja yang udah kita lakukan selama 168 jam, pelan-pelan akan membuat kita sadar.

“Gw ngapain aja seminggu ini kok jadi ga sholat duha?”“Gw begadang ngapain sih, nyampe tahajud aja ga sempat?”“Gw sibuk ngapain sih, kok minggu ini tadarusnya dikit banget?”



Nah kurleb nya gitu deh, gunanya liqo bisa jadi coaching ilmu agama kita. LIQO ga bertujuan menjadikan kita ustad, ustadzah atau orang paling alim se dunia. Bagi gw, liqo lebih sebagai cara untuk menempa diri tentang bagaimana memaksimalkan ilmu agama yang gw punya dan tentunya dapat menjadikan diri lebih baik ke depannya. Aaamiiin

4. LIQO membuat kita AUTO BERSYUKUR
Loh kok bisa? Bisa dong! Jadi di kelompok liqo gw, pada pekan tertentu ada agenda bertukar kabar. Jadi di agenda ini, kita bercerita tentang kabar kita, keluarga kita, apa yang lagi kita rasakan, apa yang lagi jadi kendala kita, ibadah kita gimana, yaa pokoknya ga beda jauh sama yang namanya curhat (duh yaa, cewek mah ga jauh dari yang namanya curhat). Ga Jarang, pada agenda ini bakalan berurai air mata. Disini kita ga cuma mengenal sisi lain saudari kita, tapi juga banyak hikmah yang bisa diambil. Dari ceritanya, kita bisa memahami seberapa kuatnya saudara kita melalui ujian yang tengah dihadapinya, dan tentunya rasa SYUKUR yang MELIMPAH RUAH karena “alhamdulillah ya Allah, aku ga sesulit dia” Apalagi kalo udah cerita tentang tesis, ada temen yang cerita tentang susahnya ketemu dosen, ada yang cerita tentang capeknya penelitian, disitu gw AUTO BERSYUKUR!

“Apa yang gw alami ga ada apa-apanya dengan apa yang dia alami. Terus kenapa gw masih aja mengeluh???”

5. Liqo menjadi sarana mengakrabkan diri antar anggotanya
Boleh dibilang, temen-temen satu grup liqo gw orangnya rame, gaul, dan hobi jalan-jalan. Bosen liqo di tempat biasa, kita bisa ajukan usul buat jalan-jalan. Alhamdulillah terealisasi! Dengan anggota yang komplit di sela-sela kesibukan bimbingan tesis, dengan dibersamai murobbi kami yang keren, kami jalan-jalan ke Keraton. Lumayan lah, melepas penat dari tesis dan perintilannya. Tak lupa juga kami berfoto-foto ria. Ga beda jauh lah sama geng-geng atau squad yang lagi ngehits di instagram. Kami pun demikian! Kita juga punya agenda tuker kado. Jadi bagi gw yang demen banget dikasih kado, agenda tukar kado menjadi salah satu agenda yang paling gw tunggu-tunggu....
            Ga cuma itu, kita juga bisa ajukan usul mau liqo dimana. Untuk gw yang demen nongkrong, ga jarang gw usul buat liqo di KAFE atau TEMPAT MAKAN. Gokil kan???
Ini bisa jadi salah satu cara untuk mengakrabkan diri antar anggotanya lhoooo

Nongki-nya jangan lupa cuyy.. Wkwkwkwk
sumber gambar: https://nyero.id/wp-content/uploads/2018/02/Tempat-Nongkrong-Asik-di-Seturan-758x498.png
---------------------------------------------------

Ya demikianlah 5 point penting menurut gw tentang manfaat liqo. Kenyamanan dalam liqo kita yang menciptakan. Kita pengen gimana, kita punya selera apa, semuanya bisa dikomunikasikan dan didiskusikan. Liqo ga mengubah kita. Tetapi sebaliknya, LIQO dapat memberi warna baru di hidup kita dan kita juga dapat memberi warna bagi kelompok LIQO kita.

Jika ada hal yang baik yang bisa tersampaikan dari tulisan ini, tak lepas dari kasih sayangNya Allah dan doa ibu Ayah yang tak pernah putus. Gw sangat beruntung, dari niat yang NGGAK BANGET malah menjadikan gw seneng liqo. Bahkan pernah tercetus “kalo serunya liqo kayak gini, kenapa ga dari jaman S1 dulu??”


Ah tapi ga ada kata terlambat. Semoga dengan sisa waktu di dunia yang tersisa ini, kita dapat memaksimalkan diri untuk memperdalam ilmu agama dengan sebaik-baiknya dan kelak dapat mengantarkan kedua orang tua yang paling kita sayang menuju surga, berjumpa ALLAH dan NABI MUHAMMAD SAW. Aaamiin